Senin, 22 Februari 2021

 Berikut contoh analisis Kebutuhan Guru dan Pegawai





Selasa, 16 Februari 2021

 RESENSI MATERI

TEORI BELAJAR


1.       a. TEORI SOSIAL BANDURA

Teori pembelajaran sosial dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Bandura berpendapat bahwa tingkah laku lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar. Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar.

 

Contoh:

Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si anak akan tertarik mengamati para pengendara sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia anggap kurang menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda. Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberi reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi.

 

 

 

 

b. TEORI BRUNER DAN GAGNE

Bruner merupakan salah seorang ahli psikolog perkembangan dan ahli belajar kognitif. Beliau beranggapan bahwa belaar merupakan kegiatan perolehan informasi. Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai koding. Teori belajar Bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.

Ada tiga tahap penampilan mental yang dikemukakan oleh Bruner, yaitu :

*   Tahap Penampilan Enaktif sejajar dengan Tahap Sensori Motor pada Piaget

Dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran dirinya dengan lingkungannya.

*   Tahap Penampilan Ikonik sejajar dengan Tahap Pre-Operasional pada Piaget

Pada tahap ini penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh persepsinya, dimana persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak stabil. Mereka belum mengembangkan kontrol pada persepsinya yang memungkinkan mereka melihat dirinya sendiri sengan suatu pola yang tetap.

*   Tahap Penampilan Simbolik sejajar dengan Tahap Operasi Logis (Formal) pada Piaget

Inti dari tahap penampilan simbolik ini adalah pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan untuk mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya. Anak yang memulai untuk secara simbolik memproses informasi.

Tidak seperti Piaget, pembagian tahapan oleh Bruner bukanlah merupakan suatu hal yang kaku melainkan bersifat fleksibel tidak dimaksudkan untuk menentukan kesiapan anak untuk belajar. Bruner beranggapan bahwa semenjak kecil secara intuitif, manusia sudah dapat menangkap konsep-konsep IPA.

 

Contoh:

Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara lansung memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaat, antara lain :

1. Pembelajar (Siswa) akan mudah mengingat materi pembelajaran apabila informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan.

2. Apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama.

Menurtu teori Gagne Ada beberapa ciri penting tentang belajar, yaitu :

1.    Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia,

2. Belajar menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan lingkungannya,

3.  Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup lama selama kehidupan orang itu.

 

Contoh:

contoh yang menggambarkan pengajaran yang mengacu pada kejadian-kejadian belajar, mengajarkan segitiga sama sisi.

1.   Menujukkan di komputer bentuk bangun datar segitiga yang bervariasi.

2.   Memgajukan pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan segitiga sama sisi?

3.   Meninjau kembali definisi segitiga

4.   Memberikan deenisi segitiga sama sisi

5.   Memberikan contoh segitiga sama sisi

6.   Meminta siswa untuk membuat 5 contoh yang berbeda

7.   Memeriksa semua contoh

8.   Memberikan nilai dan pengulangan

9. Menujukkan gambar suatu benda dan meminta siswa untuk mengidentifikasi segitiga sama sisi.

 

c. TEORI AUSUBEL DAN NOVAK

Menurut Ausubel dan juga Novak (1977), ada tiga kebaikan belajar bermakna, yaitu :

 

1) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

 

2) Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

 

3) Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif (subsumsi yang telah rusak), meninggalkan efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

 

Pengembangan konsep berlangsung paling baik bila unsur-unsur yang paling umum, paling inklusif dari suatu konsep diperkenalkan terlebih dahulu, dan kemudian baru diberikan hal-hal yang lebih rinci dan khusus dari konsep tersebut. Dengan perkataan lain model belajar menurut Ausubel umumnya berlangsung dari umum ke khusus. Ausubel berkeyakinan bahwa belajar merupakan proses deduktif.

 

Dalam strategi mengajar deduktif, guru mengajarkan konsep-konsep yang paling inklusif dahulu, kemudian konsep-konsep yang kurang inklusif dan seterusnya. Proses penyusunan konsep semacam ini disebut diferensial progresif atau konsep-konsep disusun secara hierarki, hal ini diterjemahkan oleh Novak sebagai peta konsep.

 

Contoh:

Agar terjadi belajar bermakna konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, selain konsep-konsep yang telah debahas terdahulu, ada beberapa konsep dan prinsip-prinsip lain yang perlu diperhatikan. Konsep-konsep atau prinsip-prinsip itu ialah pengatur awal (advance organizer), diferensiasi progresif, pennyesuaian integrative, dan belajar superordinat. Semua konsep-konsep ini akan dibahas denag sedapat mungkin memberikan contoh penerapannya dalam mengajar.

Misalnya dalam dierensiasi progresif: dalam materi pokok “senyawa karbon” dalam pelajaran kimia SMA mengenai gagasan diferensiasi progresif. Gurutidakmulai dengan mengajarkan asam cuka, formaldehida atau alcohol tapi ia mulai dengan senyawa karbon dengan menunjukan mengapa senyawa itu disebut senyawa karbon. Lalu ia mengemukakan ada dua macam senyawa karbon yaitu senyawa alifatik dan aromatic dan diterangkanpula dasar perbedaan tertentu misalnyatentang macam rantai aotom karbon dan lain sebagainya.lalu senyawa alifatik diturunkan lagi menjadi beberapa golongan senyawa-senyawa yaitu senyawa-senyawa hidrokarbon, senyawa karbonil dan lain-lain. Kemudian senyawa hidrikarbon diperinci lagi menjadi deret homolog alkena, alkana, alkuna. Lalu untuk setiap deret homolog diberikan contoh-contoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh inilah yang merupakan konsep-konsep yang paling khusus sedangkan senyawa karbon itu sendiri merupakan konsep yang paling inklusuf.

 

2.       ISU-ISU PENDIDIKAN DALAM TEORI BELAJAR

a.       Ujian Nasional

Ujian Nasional merupakan salah satu jenis penilaian yang diselenggarakan pemerintah guna mengukur keberhasilan belajar siswa. Dalam beberapa tahun ini, kehadirannya menjadi perdebatan dan kontroversi di masyarakat. Di satu pihak ada yang setuju, karena dianggap dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya ujian nasional, sekolah dan guru akan dipacu untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya agar para siswa dapat mengikuti ujian dan memperoleh hasil ujian yang sebaik-baiknya. Demikian juga siswa didorong untuk belajar secara sungguh-sungguh agar dia bisa lulus dengan hasil yang sebaik-baiknya.Sementara, di pihak lain juga tidak sedikit yang merasa tidak setuju karena menganggap bahwa Ujian Nasional sebagai sesuatu yang sangat kontradiktif dan kontraproduktif dengan semangat reformasi pembelajaran yang sedang kita kembangkan. Sebagaimana dimaklumi, bahwa saat ini ada kecenderungan untuk menggeser paradigma model pembelajaran kita dari pembelajaran yang lebih berorientasi pada pencapaian kemampuan kognitif ke arah pembelajaran yang lebih berorientasi pada pencapaian kemampuan afektif dan psikomotor, melalui strategi dan pendekatan pembelajaran yang jauh lebih menyenangkan dan kontekstual, dengan berangkat dari teori belajar konstruktivisme.

b.      Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPS SD

Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitar dimana ia hidup. Lingkungan sekitar memberikan wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan dalam kehidupannya. Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sekitar, maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional, yaitu saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya untuk memainkan fungsi dan perannya masing-masing. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya mengalami perubahan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia, maka ada usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan menaklukkan alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada gilirannya membawa dampak pada perubahan tatanan lingkungan alam yang ada. Seringkali dampak yang ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan juga bagi kehidupan manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya kekeringan, kelaparan, tanah yang tandus, polusi udara, tanah, dan air, baik secara langsung mauoun tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.

Adapun aspek-aspeek yang termasuk ke dalam konsep lingkungan hidup yaitu:

1)      Lingkungan abiotik: yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar mahluk hidup yag bukan berupa organisme hidup. Seperti  mineral, udara, gas, air, dan energi.

2)      Linkungan biotik: yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar mahluk hidup yang berupa organism hidup. Seperti mikro organism, binatang, tumbuhan, manusia, dan mahluk hidup lainnya.

3)      Lingkungan alam: yaitu kondisi alamiah baik secara abiotik maupun biotic yang belum banyak dipegaruhi oleh tangan-tangan manusia. Seperti sumber-sumber alam yang belum trgali, udara yang masih segar, tanah yang belum digarap, hutan yang masih perawan, binatang yang masih liar, dan sebagainya masuk kategori lingkungan alam itu.

4)      Lingkungan sosial: yaitu manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada diluar dirinya. Seperti keluarga, teman, dan tetangga.

5)      Lingkungan budaya: yaitu segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang dihasilkan manusia melalui proses penciptaan rasa, karsa, dan karyanya. Lingkungan ini dapat berupa bangunan, peralatan, senjata, pakaian, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan budaya non materi dapat berupa tata nilai, norma, peraturan hukum, sistem politik, kesenian, dan sebaginya.

Tanggal

Statistik

Popular Posts